Friday, December 25, 2015

Worriness

Doa mamah yang selalu aku harap, doa mamah yang selalu aku pinta, doa mamah yang setiap saat aku rindukan :''''''''''''

Pada saat-saat seperti ini (yang bikin hati nggak karuan) memang doa mamah yang paling menenangkan.. Karena ridho Allah bermula dari ridho-Nya mamah sama papa.

Thursday, December 24, 2015

Contoh Kesyirikan Orang-Orang Musyrikin Quraisy



Kamis, 12 Rabi'ul Awwal 1437 H / 24 Desember 2015 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Mengenal Allāh
🔊 Halaqah 8 | Contoh Kesyirikan Orang-Orang Musyrikin Quraisy
▶ Download Audio: https://goo.gl/Jvmc8a


CONTOH KESYIRIKAN ORANG-ORANG MUSYRIKIN QURAISY

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول لله

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah tentang "Contoh Kesyirikan Orang-Orang Musyrikin Quraisy".

Diantara bentuk kesyirikan mereka adalah:
• Berdo'a dan bertaqarrub kepada orang-orang shālih yang sudah meninggal.
• Menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka dengan tujuan supaya:
⑴ Mendapatkan syafa'at orang-orang shālih tersebut disisi Allāh.
⑵ Mencari kedekatan kepada Allāh.

Allāh sendiri telah menceritakan keyakinan mereka ini di dalam Al Qurān dan Allāh mengingkarinya.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
"Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka dan tidak pula memberi manfaat.
Dan mereka berkata, 'Mereka adalah pemberi syafa'at bagi kami disisi Allāh.'
Katakanlah: 'Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allāh sesuatu yang Allāh tidak ketahui di langit maupun di bumi?'
Maha Suci Allāh dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan."
(QS Yūnus :18)

⇒ Dalam ayat ini Allāh menamakan perbuatan mereka sebagai bentuk menyekutukan Allāh.
Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla juga berfirman :
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
"Ketahuilah bahwa milik Allāh-lah agama yang tulus.
Dan orang-orang yang menjadikan selain Allāh sekutu, (mereka mengatakan) 'Tidaklah kami menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allāh.'
Sesungguhnya Allāh akan menghukumi diantara mereka di dalam apa yang mereka perselisihkan.
Sesungguhnya Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang berdusta lagi sangat ingkar."
(QS Az Zumar: 3)

⇒ Ayat ini menunjukan bahwa tujuan mereka menyembah orang-orang shālih tersebut adalah supaya mereka mendekatkan penyembahnya kepada Allāh.
Dan cara meraih syafa'at di hari kiamat bukanlah demikian.
◆ Cara meraih syafa'at di hari kiamat adalah dengan memurnikan tauhid, bukan dengan kesyirikan.
◆ Dan cara dekat dengan Allāh adalah mendekatkan diri kepadaNya dengan iman dan amal shālih, yang wajib maupun yang sunnah, sebagaimana orang-orang shālih tersebut melakukannya.

Tidak boleh seseorang menyamakan Allāh dengan seorang kepala negara yang sulit menyampaikan hajat kepadanya kecuali melalui perantara dan para pembantunya.
Tidak boleh seseorang menyerupakan Allāh dengan siapapun karena Allāh Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa.

Sedangkan seorang kepala negara, maka dia adalah makhluq yang lemah, tidak mampu melakukan seluruh pekerjaannya kecuali dibantu oleh para pembantunya.
Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
'Abdullāh Roy,
Di Kabupaten Pandeglang

✒Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS

Wednesday, December 16, 2015

Bukan, bukan mau mengeluh.. Refleksi diri :"

first local anasthetics and burned index finger

Ketika salah satu nikmat jari telunjuk dicabut sementara oleh Sang Pemilik Jasad, gak boleh kena air, gak boleh dibuka, gak bisa nulis, gak bisa kepencet, selama 3 hari , de-el-el (kegiatan yg menggunakan jari telunjuk) . Bersyukur , bersyukur , harus banyaaak bersyukur . Rasanya maluuu sama Allah kalau kita masih suka ada terbersit sedikit saja rasa sombong.. dicabut nikmat satu telunjuk aja sudah berapa kegiatan yang gak bisa kita lakuin?? Kita manusia mah ga ada apa-apanya , kecil , suka tengil , dilihat dari ketinggian beberapa meter aja udah ga keliaataan.. yg mau disombongin loh apa?

 

Sunday, December 6, 2015

Kepada Seseorang

source: www.google.com


Kepada yang namanya akan disebut oleh waliku,
Bolehkah aku menyampaikan bahwa di setiap langkah ke depan nanti mungkin aku tidak selalu tegar, aku tidak selalu kuat, dan aku tidak selalu tegap.


Kepada yang namanya akan berlabuh di hatiku,
Bolehkah aku menyampaikan bahwa di setiap doa ada harap yang kurapal di setiap sujud, ada haru bahagia di relung jiwa, dan ada rasa baktiku atas setiap peluh.


Kepada yang namanya akan melengkapi separuh diinku,
Bolehkah aku menyampaikan bahwa di setiap prilaku yang nampak padaku, ada Allah yang telah menutupi segudang aib-aibku, ada Allah yang setia menunggu taubat atas dosa-dosaku, dan ada Allah yang tak bosan memberi maaf atas khilafku.


Kepada yang namanya akan terukir dalam episode hidupku,
Bolehkah aku menyampaikan bahwa...
Setelah miitsaaqon ghaliizha terucap, kuharap ridhomu selalu membersamai langkahku dan bersamamu menggapai rahmat Allah menuju jannah-Nya.

Aamiin allahumma aamiin.

Bontang, 11.39 pm
Ahad 06/12/15

Sunday, November 15, 2015

Do's and Don'ts

Do: Be flexible
With such a short time in your hands, you would need to negotiate. Although you might end up not hiring your favorite vendors, you can still ask them to refer to other vendors they know well. They will surely be happy to help you.

Don't: Take every matter into your own hands
Asking for help from your surroundings should be the first thing you do. Unless you're opting to elope, don't tire yourself by doing everything on your own.

Do: Stick to your schedule
Try to be strict with your own agenda and keep track of things that you have and haven't done. You need to always have a check list. Print out the timeline we shared with you to help you stay in-line with the planning process.

Don't: Have too many options
Don't bother opening yourself up to every choice available. Narrow down what you need and don't need, like and don't like. The key to this is sticking to the theme you have chosen in the first place and separating things that are unrelated and unnecessary.

Do: Cooperate with your vendors
Listening to the pros might be your best choice in this critical planning time. They must have faced this situation many times before and will know the best way to get your planning done in time perfectly.

Don't: Ask for too much advice
This is the best time to make decisions quickly. It's good to hear others' perspectives, but listening to too many opinions will only confuse you. So, decide clearly what you want, for example, how your dress will look, and ask only few people to help you. The faster you decide, the more time you will have to double check other things.

Do: Listen to your closest ones
Your closest relatives and friends are the best helping hands you can ask for. As they know your condition more than anyone else, they can surely help you get everything you need and ease your stressful planning.

#BS

21 & 31

pic source: www.google.com
Kegugupan yang hadir kala itu adalah suasana gugup yang gegap-gempita dan meluap-luap dalam hati. Iya, hanya sanggup diekspresikan dalam hati saja saking gugupnya. Lalu dihasilkanlah refleks melalui bahasa tubuh yang lebih merona dari biasanya, senyuman yang lebih lebar dari biasanya, dan degupan dada yang lebih kencang dari biasanya. Hembusan angin lembut pada pagi itu juga tak ketinggalan ikut menyambut kami. Membuat sebuah cerita baru yang akan kami lalui. Cerita yang akan kami kenang. In Syaa Allah.





Sunday, November 8, 2015

Aku Membacanya

Aku membaca masa depan yang biru di matamu
Mengeja aksara dunia yang semula buta
Aku membaca bait puisi dalam diammu
Kini aku membacanya. Sungguh!
 
Samarinda, 07 November 2015
 
BT

Tuesday, October 27, 2015

Cerita Madinah #1

Maret itu Madinah sudah memasuki peralihan musim dingin ke musim panas. Cuaca siang sudah cukup terik namun angin yang berhembus masih menyisakan hawa sejuk musim dingin sebelumnya. Kami sampai di Madinah pada waktu subuh waktu itu. Bus yang kami naiki dari Jeddah berhenti di blok-blok tempat menginap kami dan tepat pada saat itu mu'azin Masjid Nabawi tengah melantunkan adzan Subuh. Merdu. Bulu kuduk saya seketika merinding. Perpaduan antara mendengar lantunan adzan dan dinginnya angin yang berhembus subuh itu. Maklum euuy .. kulitnya kulit hutan tropis hee :D

Seperti mimpi. Saya menginjakkan kaki di bumi Allah yang paling di berkahi. Padang tandus dan gersang namun penuh berkah. Kalau boleh, saya rasanya mau guling-guling di aspal biar kerasa kalau saya nggak mimpi hehe. Subhanallah walhamdulillah walaailahaillahu Allahu Akbar. Kami serombongan dipandu oleh Ust. Haris dan Ust. Adi menuju tempat menginap kami. Tempat kami menginap kurang lebih hanya 30 meter dari pintu gerbang kompleks Masjid Nabawi. Iya sedekat itu. Boleh nggak saya ngarep bikin rumah aja disitu? Beneran deh :') Atau saya jadi penduduk Madinah? Siapa yang nggak pengen coba .. iya kan ? iya dong ? Tapi infonya nih, regulasinya agak ribet kalau mau jadi penduduk di sana :( Allahua'lam Bishowab ... Tapi selalu ada jalan kan? hihi teteuup ngarep.

Yang uniknya, pelataran jalan depan lobby hotel tempat saya menginap seketika tumpah ruah oleh penjual-penjual dadakan setelah sholat subuh usai. Mulai dari jualan Al-Quran, sajadah, khimar, sampai minyak wangi. Lalu berjalan sedikit lagi, sampailah kita ke depan gerbang kompleks Masjid Nabawi. Pagi itu saya cuma bisa berdecak kagum sambil komat-kamit nyebut Asma Allah. Ini Masjid kekasih-Mu ya Rabb. Rasulullah, Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam. Pahala sholat di masjid ini sama dengan 1000 kali sholat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram yaitu 100.000 kali (bukan hanya di Masjidil Haram tetapi juga seluruh wilayah Mekkah). Pelatarannya yang dilapisi lantai batuan marmer membuat sejuk setiap kaki yang memijak. Sepanas apapun insyaAllah lantainya akan tetap dingin. Jadi yang mau gegulingan boleh banget dicoba. Asal siap-siap didatengin sama askar atau petugas security-nya aja yaaah hehe.

Entah kenapa suasana di Madinah begitu menenangkan. Menenaaaaaaaaaaaaaaaangkan sekaaaaaaaaliiiiiiii. Rasanya ya itu tadi, jadinya nggak pengen balik lagi ke Indonesia behhehehe. Karena mungkin sudah janji Allah kota ini memang diberkahi oleh-Nya. Kotanya kaum Muhajirin dan Anshar.

Siang harinya, ketika waktu dzuhur sudah dekat, kami berjalan kembali menuju masjid. Sesampainya di depan pintu masjid megah ini, kita akan di sambut seorang atau dua orang askar wanita yang akan mengecek tas bawaan kita. Untuk informasi, saat memasuki masjid ini dilarang keras membawa kamera dan sejenisnya. Bahkan kadang handphone juga diperiksa. Tapi karena jaman sekarang handphone rata-rata sudah berkamera akhirnya boleh-boleh aja masuk ke dalam dengan membawa handphone. Ya habis gimana lagi kan yaa?

Setelah melewati pintu gerbang wanita di sebelah kanan belakang, saya langsung disambut oleh kemegahan arsitekturnya. Hiasan-hiasan dari tiang sampai langit-langitnya begitu indah. Paduan marmer berornamen dominant hitam putih kotak-kotak mendominasi tiang-tiang penyangga masjid cantik ini. Masuk ke dalam lagi, di sisi-sisi samping akan ada jejeran iglo air zam-zam yang tidak pernah kekurangan. Karena akan langsung di refill ketika habis. Subhanallah, begitu rapi dan teraturnya penataan fasilitas yang disediakan pemerintah Saudi untuk melayani jamaah umroh atau haji.

Selain itu, ditiap tiang-tiang masjid terdapat pendingin udara atau AC central yang selalu menyala. Jadi jangan khawatir ketika siang hari tidak akan terasa panas. Hawa sejuk akan selalu mengalir dari sisi bawah tiang-tiang ini. Di dekat pendingin udara tadi, juga tersusun tapi rak-rak alquran until dibaca siapa saja yang datang ke masjid. Tidak jauh dari situ, juga terdapat rak-rak untuk alas kaki yang Sudah diberi nomor, jadi kita dapat dengan mudah menghafalnya. 

Tidak terasa suara iqamat untuk sholat dzuhur terdengar lewat pengeras suara. Semua jamaah berdiri dan merapatkan shaf masing-masing. Khusyuk.

Tuesday, October 20, 2015

Esok Hari

Besok? Beneran banget besok? Iya, BESOK?

Yaa muqollibal qulub tsabit qolbi alaa diinik ..

*harus pasang ekspresi apa ini tuh?*

Thursday, October 8, 2015

Dikira Pakai Blush On -____-

Kemarin muncul lagi celetukan yang mengomentari pipi saya yang belang merah putih. Emang iya ada gitu belang warna merah putih? Hehehe.. saya langsung keingetan parade tujuh belasan di sekolah yang menggunakan gincu merah mamak dan odol merek pepsodent untuk dekor gambar  bendera di pipi-pipi kami. Jaman sekulaaaah banget gak sih ciiiiyyynn.. hehe..

Dua bulan terkahir ini entah kenapa memang saya jadi terlalu sensitip sama sinar matahari. Sebelumnya padahal cuma dalam taraf agak. Apalagi sama sinar matahari di atas jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Jadi musti wajib harus pake sunblock. Sebenernya udah dari dulu sih begini, cuman efek merah di pipi jadi kelihatan dua bulan terakhir ini lebih intens. Kayak pake blush on tapi bukan. Biasanya ya belang juga, tapi sebentar juga ilang dan gak begitu kelihatan. Kalau yang ini agak lama hilangnya tapi Alhamdulillah kadang samar-samar lagi. Berasa jadi orang bule gitu. #eeaaaa *yang mual-mual silakan pergi ke kamar mandi terdekat*

Sebenernya saya sudah sadar keadaan pipi saya ini dari jaman kuliah. Kalau kena matahari yang luar biasa panasnya dan teriknya, kulit wajah saya dengan sangat cepat (lebih cepat dari kebanyakan orang-orang yang kulitnya belang) langsung belang ngebentuk jilbab dan pipi saya langsung merah. Kece sekali bukan. Dan balik ke kulit asalnya lagi kira-kira baru dua bulan kemudian. Tapi mah saya nggak pernah kapok tuh hahaha. Jelajah alam lagi, sepedaan bareng temen lagi, melipir ke pantai lagi, walaupun muka belang-belang lagi. Sampai-sampai waktu itu ada temen kuliah yang tiba-tiba nanyain saya, "kamu pake blush on may?" weeeehhh.. saya mah langsung bilang "bahahaha.. menurut ngana -__- ke kampus pake blush on -________- ???"

Waktu itu saya memang baru datang ke kampus dan ada kuliah siang jam 1 SIANG! Dan matahari lagi gonjreng-gonjrengnya plus saya jalan kaki ke kampus tanpa payung. Jadilah muka saya kayak kepiting di rebus. Jadi itu bukan blush on sodarah-sodarah. Padahal saya gak pernah pakai skin care yang aneh-aneh gitu apalagi sampe yang peeling muka ampe kulit ari-arinya ngelontok semua. Gak pernah sama sekali euuy. Apalagi saya orangnya mah selebor banget sama perawatan muka. Paling seneng juga pake diolesin jeruk nipis sama kalau malam pake minyak zaitun aja. Plus dari SMA saya stop pake facial wash / foam merk apapun. Jadinya tuh bingung ini tuh kenapa ya? Tapi kan yaa disyukuri aja nggak sih. Mungkin kulitnya lagi ngambek gitu. Kitanya disuruh lebih rajin ngejaga tubuh pemberian Allah, nggak boleh zalim sama diri sendiri. Positive thinking aja kan ya, kan lebih enak jadinya hehehe. Alhamdulillah alaa kulli haal :)


Thursday, August 27, 2015

Setelah Sekian Lama

*bebersih debu dulu di marih...*

---

*done!*

---

Kalau diibaratkan, blog ini tuh kayak kamar kosan dan saya yang punya nih kamar kosan. Udah nggak ngerti lagi deh debunya udah setebel apaan. Saking luaaamaanyaaa doi nggak diopenin. Yang jelas ngebersihinnya cukup bikin keringetan seharian. Ngalah-ngalahin keringetannya lari pagi lanjut ampe sore hehe.

Finally I'm Back! Setelah hampir satu tahun kurang dua bulan vakum dari nulas-nulis di sini. Saya sih tetep ngunjungin kemari. Entah kenapa selalu ada rasa kangen. Tapi ya itu, mood buat nulis selama ini kayak pergi dan entah ngumpet di mana. Saya aja nyarinya susah :(

Nah, berhubung mood nya lagi okeh dan saya beneran kangen banget nulis di mari, mari kita cerita-cerita random dulu aja ya. Pemanasanlah ceritanya setelah sekian lama nggak nongol di "rumah" sendiri. Agak canggung-canggung gimana gitu kan yaa. Rasanya kayak Bang Toyib. Eh tapi belum 3 kali puasa 3 kali lebaran sih ya haha.

---

Anyway, cerita akhir-akhir ini so far so good. Ups and downs-nya juga pasti banyak. Namanya juga hidup, pastinya lika-likunya banyak juga. Tinggal gimana kitanya punya sudut pandang kayak apa kan untuk ngadepinnya. Kalau dibawa happy yaa kita ikut happy. Kalau dibawa stress ya kita ikut stress. Kalau di tengah-tengahnya? ya happy-stress-happy-stress. hihihi.

Yang jelas, kita harus tetep yakin kalau Allah selalu bersama kita, nggak pernah ninggalin kita, dan selalu ada buat kita. Yep! Optimis dan berprasangka baik. Kalau bukan kita yang PDKT sama Allah, trus siapa lagi? Mau nyalah-nyalahin orang? atau yang lebih parah nyalah-nyalahin nasib? Helloooo..

Yang bikin seru dan hidup kita warna-warni adalah ketika kita menghadirkan rasa syukur di setiap kejadian. Oke, setiap kejadian. Mau sedih, mau seneng, mau sepet, pokoknya selalu hadirkan rasa syukur. We never know what would happen for the next, right? Selalu ada hikmah di setiap kejadian. Dan itu wajib untuk kita syukuri. Wajibun sekalipun.

Saya selalu suka ngomong sama diri sendiri (bukan, bukan, saya bukan lagi stress terus ngomong sendiri hehe), maksudnya sering ngingetin diri sendiri untuk selalu berbaik sangka atas setiap kejadian. Jangan khawatir, semua sudah tertulis di Lauhl Mahfudz. bahkan sepersekian sekon ke depan sudah ditulis saya bakalan ngetik apalagi habis ini. Nah, sedetil itu loh. Jadi masih mau ragu sama setiap rencana-rencana-Nya? Masih mau protes kalau tiba-tiba hidup ini nggak sesuai sama planning kita?

Kalau kata temen saya, saya suka banget nih sama tag-line yang suka beliau bikin di blognya, "Karena kita tidak tahu" iya, karena kita tidak tahu semenit lagi kita ngapain, kita tidak tahu di menit yang sama orang lain di belahan dunia lain lagi ngapain, kita tidak tahu apa yang sedang dipikirkan bahkan orang di sebelah kita, dan lain sebagainya. Iya, sesimpel itu. Karena kita tidak tahu. Keterbatasan kita sebagai manusia yang memang diberikan Allah tidak dapat mengetahui hal-hal yang bukan kapasitas kita untuk tau (hedeeeh mbulet amat tulisan sayah -_-). Yang intinya, sebenarnya disetiap kejadian saling berkaitan satu sama lain. Yang kalau kita "mengacau" atau "bikin jalan sendiri" tanpa seizin-Nya, jadinya justru tambah ribet bin ruwet. Percaya deh.

Sok mangkanyah yuuuk, mari kita sama-sama bersyukur atas takdir yang diberikan Allah. Karena takdir itu sejatinya untuk disyukuri bukan malah dirutuki. Kita punya senjata loh untuk takdir kita masing-masing, yang kata-Nya adalah senjata orang-orang yang yakin a.k.a beriman. Do'a. Iya, do'a. Tiga huruf sakti yang menghubungkan kita dengan sang Maha Pengabul Do'a. Yang kasih sayangnya seluas langit dan bumi. Serta ampunannya yang dapat menghapus dosa-dosa yang banyaknya bagai buih di lautan. Yuk, mari bersyukur sama-sama :)

Tulisan ini sebenernya nasehat buat saya sendiri yang masih banyak khilafnya. Jadi, sama-sama saling mengingatkan yaa..

---

Aaaah .. akhirnya saya curcol nulissssss lagi di mariiiih. Seneeeeeeeeng .. Alhamdulillah.



cheers,

mayang alfina