Tuesday, October 27, 2015

Cerita Madinah #1

Maret itu Madinah sudah memasuki peralihan musim dingin ke musim panas. Cuaca siang sudah cukup terik namun angin yang berhembus masih menyisakan hawa sejuk musim dingin sebelumnya. Kami sampai di Madinah pada waktu subuh waktu itu. Bus yang kami naiki dari Jeddah berhenti di blok-blok tempat menginap kami dan tepat pada saat itu mu'azin Masjid Nabawi tengah melantunkan adzan Subuh. Merdu. Bulu kuduk saya seketika merinding. Perpaduan antara mendengar lantunan adzan dan dinginnya angin yang berhembus subuh itu. Maklum euuy .. kulitnya kulit hutan tropis hee :D

Seperti mimpi. Saya menginjakkan kaki di bumi Allah yang paling di berkahi. Padang tandus dan gersang namun penuh berkah. Kalau boleh, saya rasanya mau guling-guling di aspal biar kerasa kalau saya nggak mimpi hehe. Subhanallah walhamdulillah walaailahaillahu Allahu Akbar. Kami serombongan dipandu oleh Ust. Haris dan Ust. Adi menuju tempat menginap kami. Tempat kami menginap kurang lebih hanya 30 meter dari pintu gerbang kompleks Masjid Nabawi. Iya sedekat itu. Boleh nggak saya ngarep bikin rumah aja disitu? Beneran deh :') Atau saya jadi penduduk Madinah? Siapa yang nggak pengen coba .. iya kan ? iya dong ? Tapi infonya nih, regulasinya agak ribet kalau mau jadi penduduk di sana :( Allahua'lam Bishowab ... Tapi selalu ada jalan kan? hihi teteuup ngarep.

Yang uniknya, pelataran jalan depan lobby hotel tempat saya menginap seketika tumpah ruah oleh penjual-penjual dadakan setelah sholat subuh usai. Mulai dari jualan Al-Quran, sajadah, khimar, sampai minyak wangi. Lalu berjalan sedikit lagi, sampailah kita ke depan gerbang kompleks Masjid Nabawi. Pagi itu saya cuma bisa berdecak kagum sambil komat-kamit nyebut Asma Allah. Ini Masjid kekasih-Mu ya Rabb. Rasulullah, Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam. Pahala sholat di masjid ini sama dengan 1000 kali sholat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram yaitu 100.000 kali (bukan hanya di Masjidil Haram tetapi juga seluruh wilayah Mekkah). Pelatarannya yang dilapisi lantai batuan marmer membuat sejuk setiap kaki yang memijak. Sepanas apapun insyaAllah lantainya akan tetap dingin. Jadi yang mau gegulingan boleh banget dicoba. Asal siap-siap didatengin sama askar atau petugas security-nya aja yaaah hehe.

Entah kenapa suasana di Madinah begitu menenangkan. Menenaaaaaaaaaaaaaaaangkan sekaaaaaaaaliiiiiiii. Rasanya ya itu tadi, jadinya nggak pengen balik lagi ke Indonesia behhehehe. Karena mungkin sudah janji Allah kota ini memang diberkahi oleh-Nya. Kotanya kaum Muhajirin dan Anshar.

Siang harinya, ketika waktu dzuhur sudah dekat, kami berjalan kembali menuju masjid. Sesampainya di depan pintu masjid megah ini, kita akan di sambut seorang atau dua orang askar wanita yang akan mengecek tas bawaan kita. Untuk informasi, saat memasuki masjid ini dilarang keras membawa kamera dan sejenisnya. Bahkan kadang handphone juga diperiksa. Tapi karena jaman sekarang handphone rata-rata sudah berkamera akhirnya boleh-boleh aja masuk ke dalam dengan membawa handphone. Ya habis gimana lagi kan yaa?

Setelah melewati pintu gerbang wanita di sebelah kanan belakang, saya langsung disambut oleh kemegahan arsitekturnya. Hiasan-hiasan dari tiang sampai langit-langitnya begitu indah. Paduan marmer berornamen dominant hitam putih kotak-kotak mendominasi tiang-tiang penyangga masjid cantik ini. Masuk ke dalam lagi, di sisi-sisi samping akan ada jejeran iglo air zam-zam yang tidak pernah kekurangan. Karena akan langsung di refill ketika habis. Subhanallah, begitu rapi dan teraturnya penataan fasilitas yang disediakan pemerintah Saudi untuk melayani jamaah umroh atau haji.

Selain itu, ditiap tiang-tiang masjid terdapat pendingin udara atau AC central yang selalu menyala. Jadi jangan khawatir ketika siang hari tidak akan terasa panas. Hawa sejuk akan selalu mengalir dari sisi bawah tiang-tiang ini. Di dekat pendingin udara tadi, juga tersusun tapi rak-rak alquran until dibaca siapa saja yang datang ke masjid. Tidak jauh dari situ, juga terdapat rak-rak untuk alas kaki yang Sudah diberi nomor, jadi kita dapat dengan mudah menghafalnya. 

Tidak terasa suara iqamat untuk sholat dzuhur terdengar lewat pengeras suara. Semua jamaah berdiri dan merapatkan shaf masing-masing. Khusyuk.

No comments:

Post a Comment