Monday, March 10, 2014

Cerita Sederhana

Cerita yang akan saya tulis ini sebenarnya sungguh amat sederhana. Ciyuss deh :P hehehe. Selingan dikala berbagai masalah berat yang sedang melanda negeri tercinta ini. Mulai dari negara air menyerang, negara api yang ikutan nyusul, terus sebentar lagi negara panggung boneka dengan segala retorikanya yang akan menyerang. *Ngemeng ape sih lo maaay??* -_-

Sekali lagi, cerita yang ingin saya bagi di sini sungguh cerita yang sederhana. Cerita sederhana yang berhasil membuat hidup saya penuh goresan warna. Salah satu warnanya ada disini >>> PENTOL BAKSO. Iya kamu nggak salah baca kok :) Memang sesederhana itu.

Ini cerita tentang pentol bakso yang baru saja saya beli di lelek-lelek (re: abang-abang) yang lagi ngetem dipinggir jalan. Semacam nostalgia jaman kecil. Rasa pentol baksonya bahkan masih sama. Sama seperti 15 tahun yang lalu saat saya pertama kali beli secara sembunyi-sembunyi dari ayah dan ibu saya. Yak! sembunyi-sembunyi! hahaha. Karena ayah saya adalah aliran garis keras yang melarang anaknya jajan di lelek-lelek pentol. Ya jadi mau tidak mau saya main kucing-kucingan :P Well, saya buka kartu saya di sini Mah, Pah .. hehehe *peace* v^_^

Tapi tau nggak sih? Waktu itu jajan di lelek-lelek adalah sebuah kebahagian tersendiri. Rasanya nggak ada tandingannya. Apalagi sambil berebut sama temen-temen yang lain manggil-manggil si lelek buat dapet duluan haha. Tapi ya itu .. jajanan yang ga sehat memang, makanya ayah saya ngelarang. Tapi tapi tapi ... namanya juga anak kecil, ingusnya aja masih beler-beler *BUKAN SAYA TAPI!* hahaha.

Satu kata: MENYENANGKAN! So, why not beli pentol di lelek-lelek? hahahaha :D


Sudah, itu aja ceritanya. Sederhana kan? *kedip kedip manja*

Sunday, March 9, 2014

Repost: Sajak "Kau harus tahu" - Tere Liye

Kau harus tahu,
langit dan bumi tidak pernah menyatu,
tapi ketika hujan, mereka bisa bersatu erat saling bercengkerama begitu indah, atas setiap tetesnya.
Amat mesra saling menyapa.

Kau harus tahu,
lautan dan matahari tidak pernah menyatu.
tapi ketika sunset, matahari tenggelam di kaki langit sana, 

maka garis horizon laut memeluk erat sang matahari.
Untuk besok berjanji kembali akan bersua
Di sini, di tempat yg sama, di waktu terjanjikan


Kau harus tahu,
bulan dan permukaan kolam jauh saja letaknya
tapi saat purnama, tataplah permukaan kolam yang tenang
maka bulan persis berada di dalam relung hatinya
Memantulkan bayangan begitu anggun
kebersamaan singkat yang begitu mempesona

Maka,
apalagi kita?
Manusia yang tinggal di tanah yg sama
Kisah cinta kita bisa begitu spesial
Di tangan orang2 yang bersabar dan senantiasa tahu batasnya.
Sungguh percayalah

*Tere Liye

Thursday, March 6, 2014

Bahwa aku...

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada"

(Puisi “Aku Ingin” karya Sapardji Djoko Damono)

boleh aku tambahkan satu kalimat lagi?

"...bahwa aku mencintaimu karena Allah"

PS: teruntuk dirimu yang telah tertulis di Lauhl Mahfudz, dalam rangkaian cerita hidupku (kelak).